Jumat, 19 November 2010
Rabu, 17 November 2010
I'll Be Fine :))
I POST IT AGAIN JUST FOR REMEMBER
the death be (visible) easier for me. It because of all of you. So please don't mourn for me. I always love you. And once again I said to you, I'm sure you've already know, You are the best brother in this universe.
..................
Akhirnya, Dia Pergi... -True Story-
"Ken, gelang 'Power Balance' itu beneran gak sih?"
"Maksud lo?"
"Itu tuh, beneran bisa nyeimbangin badan gitu?"
"Katanya sih, gitu. emang kenapa?"
(dia tersenyum kecil)
"Enggak, gue mau beliin buat adek gue"
(Aku tersentuh, kawan.)
"Tapi, kalo yang asli, kan mahal. ratusan ribu"
"Gapapa, deh. buat adek gue"
***
Selasa, 16 November 2010 ...-8dzulhijah- hari raya qurban bagi yang merayakan
"Permisi, pak. Assalamu'alaikum."
"Eh, iya kenapa?"
"Labsclean"
(anak-anak) "Cie.... hadiah ulang tahun, tu, Mi!'
"Sshht.. diem"
Hari ini, Mia, temanku berulang tahun yang ke 14, kawan. Awalnya semua baik-baik. Paket Biologi pertemuan ke-5 berjalan seperti biasa. Habis itu, dilanjutkan pelajaran ekonomi. Ini juga berjalan seperti biasa.
"hari ini siapa aja yang enggak masuk?" tanya guru ekonomi yang sekaligus wali kelas kami
"Yang ngerayain idul adha, pak!" jawab yang lain
"Iya, yang izin sama saya baru K.M Fauzan" kata Pak Taufiq, kemudian
"Tapi Ziha juga idul adha hari ini, pak!" anak lain menjawab
"Hmm... Andi kemana Andi?" Tanya Pak Taufiq kemudian.
Andi teman kami. Andi Manggoana Wira Tenri. Tapi, kami biasa panggil dia Ade. Bahkan yang lebih akrab lagi panggil dia abol-abol. Termasuk aku. dulu. Tapi, setelah aku tahu, dia tak suka pangilan itu, aku berjanji takkan lagi panggil dia Abol-Abol.
Jujur, aku pernah ada konflik dengan Ade. Ya, memang kcil. tapi sampai sekarang efeknya masih terasa. Apalagi, Ade orangnya pendiam sekali, meski mudah bergaul. Kupikir itulah kelebihannya. Sekarang konfil itu memang sudah agak reda, tapi kami masih sedikit bicara
***
"Tau, tuh pak. Sering gak masuk, tapi gak dikasih tau kenapa" Sahut seorang anak, di Belakang
"Hmm,,, .. " Pak Taufiq manggut-manggut. Dan beliau membahas soal tugas kami
Pelajaran terus berlalu. Tapi bukan itu point pentingnya, hari ini, kawan. Sesuatu yang menyakitkan segera datang.
***
Saat itu istirahat ke dua. Aku baru beli makanan dari kantin bersama Nabila Shaza, temanku. Kami belicSoto Mie. Saat menikmati makanan, Nabilla, akrab disapa Nadoa, datang padaku.
"Ken, udah tau belom?"
"hmm?? kenapa" Aku bingung
"Adeknya Abol, yang dirawat itu, barusan meninggal"
"Hah?" Seriously, I was shock!
"Serius lo?
"Barusan dia telpon Sitta"
***
"Dia ngomong apa aja sama kamu, Ta?" Tanyaku pada Sitta
"Gak tau. Tadi, kan pas pelajaran TIK, tiba2 HP-ku geter. Terus refleks, aku langsung keluar. terus kuliat di screen, Abol telpon. Dia kayak nangis-nangis gitu. Pas kutanya, ternyata Adiknya meninggal"
***
Audi Wira (baru sekali aku tahu namanya). Sudah lama memang dia mengidap suatu penyakit kronis pada otaknya sejak kecil. Dan sejak saat itu pula, dia 'homeschooling'. Tapi akhir-akhir ini penyakitnya tambah parah, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. seminggu yang lalu, Alm. masuk UGD sebuah rumah sakit di Singapura karena penyakitnya makin parah.
***
"Kamu ikhlas, kan?" Aku, Adilla, Sitta, dan Ayu akhirnya melayat ke rumah Ade hari itu juga. Kami izin pada jam pelajaran terakhir
"Ikhlas kok" dia menjawab sambil mengangis
"Malah Gue beruntung banget punya adek kayak dia. Mandiri. Tuhan tuh, sayang banget sama dia. jadi Tuhan ambil dia lebih cepat. Tuhan enggak mau dia banyak buat dosa di dunia. Jadi Tuhan Ambil dia. " Lanjut Ade
"Sabar, ya de." Sahut Sitta
"I..ya... Gapapa. nantikan bisa ketemu lagi" Katanya bergetar
"Iya, nantikan ketemu lagi di Surga" Adilla angkat bicara
"Tapi dia cuma di kasih 10 tahun waktu hidup di dunia." Ade mulai menangis lagi
"Percaya nanti kita bisa ketemua lagi, deh. kamu jangan nangis, nanti adekmu ikut sedih" adilla bicara lagi
"Iya.. tapi.."
"Tapi, Tuhan terlalu cepat ambil dia. Gue sayang banget sama dia. Akhir-akhir ini,tuh, dia udah gak bisa makan. kalo mau makan harus pake selang infus dari hidung "
"Pagi tadi dia demam. Suhu tubuhnya naik terus. saat dibawa ke dokter, dokter bilang selang itu cuma bisa bantu pernafasannya aja. Terus, bokap gue bilang, 'ya udahlah, kalau memang dia mau pergi, ngapain ditahan-tahan?' terus alat ifusnya dilepas. Jadi dia enggak ada alat bantu nafas lagi" Ade menangis lagi.
Antara Pukul 10-11 pagi (Aku kurang tahu pasti) Audi wira meninggal dunia, dalam damai.
Aku ikut ditengah pembicaraan itu, tanpa mengeluarkan satu katapun. Tapi aku membuang pandanganku dari mereka. Karena aku menangis, kawan. Aku tahu rasanya ditinggalkan. Karena aku pernah alami itu. Mati-matian aku berusaha menahan tangis yang menyakiti tenggororkanku di depan Ade. dan saat Ade dipanggil untuk memandikan jenazah adiknya, dia menggeleng pelan. Dia tak kuat, kawan. Tapi, akhirnya dia mau. Saat Ade pergi, aku membuang pandangan dan membiarkan air mata keluar. Karena tenggorokanku sakit sekali.
Kami pamit pukul 4 lewat. Kami tahu Ade sangat berat melepas kepergian adiknya. Tapi itu yang dia lakukan. Dia selalu kagum pada orang lain atas kehebatan orang itu. Tapi jauh diluar itu semua, harusnya mereka yang kagum terhadap Ade. Sebab sebenarnya, dia adalah orang yang paling tahu dan sabar menghadapi cobaan dalam hidupnya.
***
Rabu, 17 November 2010.... -9 dzulhijah-
pukul 20.30-an,
Aku buka facebookku, dan tak sengaja membuka profile Ade. Aku perhatikan foto profilenya dan aku baru sadar. Anak lelaki di foto itu, Alm. Audi Wira. Yah, itu karena baru kemarin aku lihat langsung fotonya dan jasadnya. Ahh,, anak itu.. Aku add FB-nya. : "Audi Wira" meski aku tahu, sampai kapanpun, permintaan pertemananku takkan pernah diterima. Tak apa. Aku juga kirimkan pesan untuknya, lewat FB message, meski aku tau, dia takkan pernah membacanya, apalagi membalas. Aku tulis,
Kepada : Audi wira
Subject : Semoga diterima
Turut berduka cita, semoga arwahnya di terima di Sisi Allah SWT.
Ya, anak yang meniup terompet. Dia. Akan aku perjelas wajahnya.
Yah, anak laki-laki itu. Kuharap Keluarganya bisa bertemu lagi di Surga. Iya, kan?? Kadang aku juga iri. Audi bisa ketemu langsung dengan Tuhan. Aku masih harus menunggu, ya? Aku ingin bertemu Tuhan.. Tapi setelah dipiki-pikir.. nanti aja deh... ngumpulin pahala dulu...
Untuk Audi,, Semoga damai di surga sana. Allah SWT bersamamu....
"Maksud lo?"
"Itu tuh, beneran bisa nyeimbangin badan gitu?"
"Katanya sih, gitu. emang kenapa?"
(dia tersenyum kecil)
"Enggak, gue mau beliin buat adek gue"
(Aku tersentuh, kawan.)
"Tapi, kalo yang asli, kan mahal. ratusan ribu"
"Gapapa, deh. buat adek gue"
***
Selasa, 16 November 2010 ...-8dzulhijah- hari raya qurban bagi yang merayakan
"Permisi, pak. Assalamu'alaikum."
"Eh, iya kenapa?"
"Labsclean"
(anak-anak) "Cie.... hadiah ulang tahun, tu, Mi!'
"Sshht.. diem"
Hari ini, Mia, temanku berulang tahun yang ke 14, kawan. Awalnya semua baik-baik. Paket Biologi pertemuan ke-5 berjalan seperti biasa. Habis itu, dilanjutkan pelajaran ekonomi. Ini juga berjalan seperti biasa.
"hari ini siapa aja yang enggak masuk?" tanya guru ekonomi yang sekaligus wali kelas kami
"Yang ngerayain idul adha, pak!" jawab yang lain
"Iya, yang izin sama saya baru K.M Fauzan" kata Pak Taufiq, kemudian
"Tapi Ziha juga idul adha hari ini, pak!" anak lain menjawab
"Hmm... Andi kemana Andi?" Tanya Pak Taufiq kemudian.
Andi teman kami. Andi Manggoana Wira Tenri. Tapi, kami biasa panggil dia Ade. Bahkan yang lebih akrab lagi panggil dia abol-abol. Termasuk aku. dulu. Tapi, setelah aku tahu, dia tak suka pangilan itu, aku berjanji takkan lagi panggil dia Abol-Abol.
Jujur, aku pernah ada konflik dengan Ade. Ya, memang kcil. tapi sampai sekarang efeknya masih terasa. Apalagi, Ade orangnya pendiam sekali, meski mudah bergaul. Kupikir itulah kelebihannya. Sekarang konfil itu memang sudah agak reda, tapi kami masih sedikit bicara
***
"Tau, tuh pak. Sering gak masuk, tapi gak dikasih tau kenapa" Sahut seorang anak, di Belakang
"Hmm,,, .. " Pak Taufiq manggut-manggut. Dan beliau membahas soal tugas kami
Pelajaran terus berlalu. Tapi bukan itu point pentingnya, hari ini, kawan. Sesuatu yang menyakitkan segera datang.
***
Saat itu istirahat ke dua. Aku baru beli makanan dari kantin bersama Nabila Shaza, temanku. Kami belicSoto Mie. Saat menikmati makanan, Nabilla, akrab disapa Nadoa, datang padaku.
"Ken, udah tau belom?"
"hmm?? kenapa" Aku bingung
"Adeknya Abol, yang dirawat itu, barusan meninggal"
"Hah?" Seriously, I was shock!
"Serius lo?
"Barusan dia telpon Sitta"
***
"Dia ngomong apa aja sama kamu, Ta?" Tanyaku pada Sitta
"Gak tau. Tadi, kan pas pelajaran TIK, tiba2 HP-ku geter. Terus refleks, aku langsung keluar. terus kuliat di screen, Abol telpon. Dia kayak nangis-nangis gitu. Pas kutanya, ternyata Adiknya meninggal"
***
Audi Wira (baru sekali aku tahu namanya). Sudah lama memang dia mengidap suatu penyakit kronis pada otaknya sejak kecil. Dan sejak saat itu pula, dia 'homeschooling'. Tapi akhir-akhir ini penyakitnya tambah parah, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. seminggu yang lalu, Alm. masuk UGD sebuah rumah sakit di Singapura karena penyakitnya makin parah.
***
"Kamu ikhlas, kan?" Aku, Adilla, Sitta, dan Ayu akhirnya melayat ke rumah Ade hari itu juga. Kami izin pada jam pelajaran terakhir
"Ikhlas kok" dia menjawab sambil mengangis
"Malah Gue beruntung banget punya adek kayak dia. Mandiri. Tuhan tuh, sayang banget sama dia. jadi Tuhan ambil dia lebih cepat. Tuhan enggak mau dia banyak buat dosa di dunia. Jadi Tuhan Ambil dia. " Lanjut Ade
"Sabar, ya de." Sahut Sitta
"I..ya... Gapapa. nantikan bisa ketemu lagi" Katanya bergetar
"Iya, nantikan ketemu lagi di Surga" Adilla angkat bicara
"Tapi dia cuma di kasih 10 tahun waktu hidup di dunia." Ade mulai menangis lagi
"Percaya nanti kita bisa ketemua lagi, deh. kamu jangan nangis, nanti adekmu ikut sedih" adilla bicara lagi
"Iya.. tapi.."
"Tapi, Tuhan terlalu cepat ambil dia. Gue sayang banget sama dia. Akhir-akhir ini,tuh, dia udah gak bisa makan. kalo mau makan harus pake selang infus dari hidung "
"Pagi tadi dia demam. Suhu tubuhnya naik terus. saat dibawa ke dokter, dokter bilang selang itu cuma bisa bantu pernafasannya aja. Terus, bokap gue bilang, 'ya udahlah, kalau memang dia mau pergi, ngapain ditahan-tahan?' terus alat ifusnya dilepas. Jadi dia enggak ada alat bantu nafas lagi" Ade menangis lagi.
Antara Pukul 10-11 pagi (Aku kurang tahu pasti) Audi wira meninggal dunia, dalam damai.
Aku ikut ditengah pembicaraan itu, tanpa mengeluarkan satu katapun. Tapi aku membuang pandanganku dari mereka. Karena aku menangis, kawan. Aku tahu rasanya ditinggalkan. Karena aku pernah alami itu. Mati-matian aku berusaha menahan tangis yang menyakiti tenggororkanku di depan Ade. dan saat Ade dipanggil untuk memandikan jenazah adiknya, dia menggeleng pelan. Dia tak kuat, kawan. Tapi, akhirnya dia mau. Saat Ade pergi, aku membuang pandangan dan membiarkan air mata keluar. Karena tenggorokanku sakit sekali.
Kami pamit pukul 4 lewat. Kami tahu Ade sangat berat melepas kepergian adiknya. Tapi itu yang dia lakukan. Dia selalu kagum pada orang lain atas kehebatan orang itu. Tapi jauh diluar itu semua, harusnya mereka yang kagum terhadap Ade. Sebab sebenarnya, dia adalah orang yang paling tahu dan sabar menghadapi cobaan dalam hidupnya.
***
Rabu, 17 November 2010.... -9 dzulhijah-
pukul 20.30-an,
Aku buka facebookku, dan tak sengaja membuka profile Ade. Aku perhatikan foto profilenya dan aku baru sadar. Anak lelaki di foto itu, Alm. Audi Wira. Yah, itu karena baru kemarin aku lihat langsung fotonya dan jasadnya. Ahh,, anak itu.. Aku add FB-nya. : "Audi Wira" meski aku tahu, sampai kapanpun, permintaan pertemananku takkan pernah diterima. Tak apa. Aku juga kirimkan pesan untuknya, lewat FB message, meski aku tau, dia takkan pernah membacanya, apalagi membalas. Aku tulis,
Kepada : Audi wira
Subject : Semoga diterima
Turut berduka cita, semoga arwahnya di terima di Sisi Allah SWT.
Ya, anak yang meniup terompet. Dia. Akan aku perjelas wajahnya.
Yah, anak laki-laki itu. Kuharap Keluarganya bisa bertemu lagi di Surga. Iya, kan?? Kadang aku juga iri. Audi bisa ketemu langsung dengan Tuhan. Aku masih harus menunggu, ya? Aku ingin bertemu Tuhan.. Tapi setelah dipiki-pikir.. nanti aja deh... ngumpulin pahala dulu...
Untuk Audi,, Semoga damai di surga sana. Allah SWT bersamamu....
Senin, 08 November 2010
I'll Be Fine :))
..................
the death be (visible) easier for me. It because of all of you. So please don't mourn for me. I always love you. And once again I said to you, I'm sure you've already know, You are the best brother in this universe.
..................
the death be (visible) easier for me. It because of all of you. So please don't mourn for me. I always love you. And once again I said to you, I'm sure you've already know, You are the best brother in this universe.
..................
Rabu, 20 Oktober 2010
Jujur Saja!
Jujur saja kenapa, sih?
Mengapa tak kau ceritakan padaku
tentang kisah-kisahmu itu?
Mengapa tak kau bilang saja
tentang tinta perih itu?
Harusnya, kan aku bilang sejak awal!
Kita telah berjanji, bukan?
Kenapa kau tak jujur saja, sih?
Kenapa kau tak bilang padaku?
Kau tahu aku bisa membantumu!
Kau itu sombong sekali!
Kita teman, kan?
Iya, kan!?
Kenapa kau tak jujur padaku?
Aku bisa membantumu!
Aku bisa menghiburmu!
Bukankah teman itu,
Tak pernah saling benci?
selalu jujur,
Dan selalu ada saat kita butuhkan!
Itu KITA
Kenapa sih kau masih berkilah?
Kenapa kau tak mau jujur padaku?
Kau menyembunyikannya dariku!!
KENAPA?
dan sekarang kau mau pergi?
tinggalkan aku di sini?
Kau serius?
Kau tinggalkan aku yang masih bingung dengan tingkah lakumu itu!
Kau bodoh
Kau EGOIS!
kenapa tak ajak aku...
Aku sakit hati sekali, kau tahu??!
Aku benci padamu
Kau pengkhianat!
kau tahu, kan?
Kita tak bisa bertemu lagi!!
Dan sekarang aku hanya bisa
memandangi wajahmu dari sini
Iya, dari sini!
Kau egois bukan??
Disaat kau bersenang-senang dengan Tuhan,
Aku masih di sini, kawan
Iya!
Mengingat kebodohanmu padaku
Kau bohong selama ini
Aku sayangkan itu, kawan...
Kenapa kau pergi secepat itu?
Tanpa memberiku kabar
Sama sekali???
Niken
Mengapa tak kau ceritakan padaku
tentang kisah-kisahmu itu?
Mengapa tak kau bilang saja
tentang tinta perih itu?
Harusnya, kan aku bilang sejak awal!
Kita telah berjanji, bukan?
Kenapa kau tak jujur saja, sih?
Kenapa kau tak bilang padaku?
Kau tahu aku bisa membantumu!
Kau itu sombong sekali!
Kita teman, kan?
Iya, kan!?
Kenapa kau tak jujur padaku?
Aku bisa membantumu!
Aku bisa menghiburmu!
Bukankah teman itu,
Tak pernah saling benci?
selalu jujur,
Dan selalu ada saat kita butuhkan!
Itu KITA
Kenapa sih kau masih berkilah?
Kenapa kau tak mau jujur padaku?
Kau menyembunyikannya dariku!!
KENAPA?
dan sekarang kau mau pergi?
tinggalkan aku di sini?
Kau serius?
Kau tinggalkan aku yang masih bingung dengan tingkah lakumu itu!
Kau bodoh
Kau EGOIS!
kenapa tak ajak aku...
Aku sakit hati sekali, kau tahu??!
Aku benci padamu
Kau pengkhianat!
kau tahu, kan?
Kita tak bisa bertemu lagi!!
Dan sekarang aku hanya bisa
memandangi wajahmu dari sini
Iya, dari sini!
Kau egois bukan??
Disaat kau bersenang-senang dengan Tuhan,
Aku masih di sini, kawan
Iya!
Mengingat kebodohanmu padaku
Kau bohong selama ini
Aku sayangkan itu, kawan...
Kenapa kau pergi secepat itu?
Tanpa memberiku kabar
Sama sekali???
Niken
Selasa, 19 Oktober 2010
Hey, Lihat Sini!
Aku tidur,
Kau bangunkan
Aku Bangun,
Kau pergi sekolah
Aku di rumah,
Kau nonton TV di kamarmu
Aku antar makanan,
Kau sudah tidur di balik selimut
Kutunggu larut malam,
Kau tak kunjung pulang
Kau lepas lelahmu,
Aku terlelap
Lagi!
Hey, aku ingin melihatmu!
Niken
Kau bangunkan
Aku Bangun,
Kau pergi sekolah
Aku di rumah,
Kau nonton TV di kamarmu
Aku antar makanan,
Kau sudah tidur di balik selimut
Kutunggu larut malam,
Kau tak kunjung pulang
Kau lepas lelahmu,
Aku terlelap
Lagi!
Hey, aku ingin melihatmu!
Niken
Tak Ada Kecelakaan
Takdir adalah jantung ditengah jiwa
Tapi takdir tak berdenyut menghentak nyawa
Kita yang terus menuntut nyata
Tapi takdir tak akan membawa serta
Mata hati coba membuka
Raga ini mencoba lebih peka
Dan aku berjanji, suatu saat nanti
Kau akan temui takdirmu sendiri, tanpa perlu menunggu mati
Disini tak pernah ada kecelakaan
Hanya jiwamu yang tak tenang berkeliaran
Ketika gulungan bebas terbentang sepanjang benua
Kau akan temukan dirimu yang tak pernah menua
Kemarin adalah kepedihan berseri
Esok hari adalah sebuah misteri
Tapi sekarang adalah anugerah
Tugasmu hanyalah membuka hadiah
Sangat perlahan, Tanpa perlu ditunggu resah
Niken
Tapi takdir tak berdenyut menghentak nyawa
Kita yang terus menuntut nyata
Tapi takdir tak akan membawa serta
Mata hati coba membuka
Raga ini mencoba lebih peka
Dan aku berjanji, suatu saat nanti
Kau akan temui takdirmu sendiri, tanpa perlu menunggu mati
Disini tak pernah ada kecelakaan
Hanya jiwamu yang tak tenang berkeliaran
Ketika gulungan bebas terbentang sepanjang benua
Kau akan temukan dirimu yang tak pernah menua
Kemarin adalah kepedihan berseri
Esok hari adalah sebuah misteri
Tapi sekarang adalah anugerah
Tugasmu hanyalah membuka hadiah
Sangat perlahan, Tanpa perlu ditunggu resah
Niken
Langganan:
Postingan (Atom)