Selasa, 19 Oktober 2010

Karena Besok Kita Tak Lagi Punya Cerita

Kerukan pasir menjejakkan kaki seiring rumput mulai berdiri
Senja menampik sore hari
Haruskah kita terus berlari?
Menembus waktu sang matahari?

Penyair jatuhkan tongkatnya ke air merah
Permata memperlihatkan singkatnya sejarah
Teman – teman masa kecilku yang tertawa tanpa dosa
Berbaring di bawah arakan awan yang berjalan melewati masa

Bulan bergaun indah di malam hari
Mentari berlindung anggun di bawah hujan siang hari
Teman-teman kecilku mengangkat nyawa dengan petikkan harpa
Sambungkan alam bermain bersamaku di sudut hampa
Matikan api panas dari kiriman untuk yang tak berdosa

Hari ini, kalian banyak bercerita
Hari ini, kalian lebih banyak tertawa
Namun hari ini, aku banyak mendengar
Tentang harapan yang tak tersampaikan

Teman-temanku, hidup untuk hari ini
Tak perlu esok yang pasti
Karna bahagianya ada di sini
Benih bunga yang selalu menyentuh hati

Hari ini, temanku bermain seharian
Hari ini, temanku berbicara perumpamaan
Tak perlu esok yang pasti
Lagi pula, hari akan terus berganti

Hari ini, aku datang ke sekolah
Teman-temanku bercengkrama dalam tema antah-berantah
Aku berlari tengadah pada tetuah
Yang siap memelukku ramah

Hari ini, aku tak lagi dengar hiruk-pikuk suara harpa
Hari ini, aku tak lagi lihat arakan awan yang membentuk alur cahaya
Kini bayangan hitam melekat di pelupuk mata
Sikapi api yang makin panas membara

Tugu guru dan murid di seberang sana,

Berdiri kokoh untuk sepanjang masa
Kebebasan dari kiriman untuk yang tak berdosa
Karna besok, kita tak lagi punya cerita
 
 
 
Niken

Tidak ada komentar:

Posting Komentar