Selasa, 19 Oktober 2010

Pantulan Cermin Hati

Kaki-kaki hujan berjalan menapak tanah dewa
Kapas surga baringkan sebuah nyawa
Merasuki dinding cermin surga
Merangkak pelan menelan raga

Terlantarkan siksaan darah menjerit
Tubuhku kini menjadi sebening air langit
Segarnya satu jurus alam pembangkit
Ingatkan kisah-kisah yang terkait

Di depan ada sebuah desa
Berlatarkan kayu jati ribuan rasa
Bersinar ceritakan tiga masa
Buat hati meronta tersiksa

Di sana dulu tinggal sebuah keluarga
Mahkota bunga yang menutup seluruh raga
Panas datang hati bersemi
Hujan datang sakura gugur perlahan

Bagaikan berpondasi yang kuat,
Bagaikan terteduh atap yang hangat

Hujan cemarkan air berkilat
Gaun indah gelang berkarat

Sutra kini menjadi palsu
Tertutup topeng yang pandai bersandiwara
Sungai tak lagi seputih susu
Melayangkan debu ringan jauh tak terkira


Niken

Tidak ada komentar:

Posting Komentar