Kulirik bukit setengah hati
Pekikkan binar di malam sunyi menanti
Tak lagi hijau yang membawa mati
Serumpun ikrar masih terus meniti
Dirundung duka pisau belati
Senyapkan nyawa berjalan berhenti
Senja cincin matahari
Melingkari jari manis tangan kiri
Meniup angin alampun menari
Pejamkan mata wahai beranjak ibu tiri
Cincin menerawang matapun menjadi iri
Senja di bawah sungai sandi
Miriskan hati cinta beranjak pergi
Inilah senja pagi cincin matahari
Gelombang hidup yang tidak terbawa mati
Niken
Tidak ada komentar:
Posting Komentar